Pada 10-12 Agustus 2025 nanti, Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA) akan mengadakan rapat tahunan (annual meetting) dan konferensi (conference) yang diselenggarakan di kota Yogyakarta dengan tema besar From Manuscripts to Artificial Intellegence. Rapat tahunan kali ini terasa agak berbeda lantaran memasuki berakhirnya kepengurusan ASILHA periode 2021-2025. Calon kandidat ketua baru berikut jajarannya yang merupakan bagian dari anggota ASILHA; perempuan maupun laki-laki akan mengemban tugas yang tidak mudah di era derasnya arus teknologi dan informasi.


Embrio ASILHA yang dibentuk berlandasan kecintaan, kepedulian, dan kedalaman pemikiran dari pemerhati, tokoh, sarjana, dan intelektual Muslim Indonesia terhadap hadis Nabi suci Muhammad saw (w. 11 H) telah ada pada 2014-2015. Kemudian menjadi badan asosiasi profesi resmi di tahun 2016. Tugas dan tanggung jawab ASILHA bukanlah hal yang mudah lantaran teks-teks yang terdapat dalam hadis Nabi suci saw muncul dengan latar belakang di abad 7 masehi. Itu berarti teks dimaksud telah melewati 14 abad yang silam, sementara perkembangan zaman terus melaju sampai masa kini. Bagaimana membaca, memahami dan mengatualisasikan hadis-hadis tersebut di masa kekinian; khususnya dalam konteks keindonesiaan? sehingga substansi pesan hadis dapat direalisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Konteks ini agaknya yang akan dilanjutkan oleh pengurus baru (2025-2029) sehingga kontribusi ASILHA lebih membumi. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, setidaknya ASILHA melakukan tiga hal ke depan yang dinilai sebagai bukti kontribusinya untuk bangsa Indonesia.: Pertama, kedudukan hadis meskipun bagi umat Islam; termasuk di Indonesia, yang secara normatif merupakan sumber hukum bagi mereka bersama al-Qur’an, namun keberadaan hadis belum terlihat secara signifikan memberikan manfaat bagi seluruh anak bangsa Indonesia, terutama bagi mereka yang bukan beragama Islam. Dalam konteks inilah, ASILHA secara bertahap berusaha memancarkan nilai universal berasal dari hadis untuk mencerahkan, dan menciptakan hubungan harmoni di antara anak bangsa Indonesia. Pada bagian ini, hadis secara ideal mampu menjadi inspirasi bagi siapapun tanpa memandang agama, suku, ras dan golongan yang selaras dengan Pancasila dan UUD 1945;


Kedua, era teknologi dan informasi telah menyebabkan peredaran hadis di media sosial; youtube, X, IG, facebook dan lainnya dalam jumlah yang banyak, dan dapat dikonsumsi oleh siapapun. Sementara kualitas dan pemahaman hadis-hadis tersebut yang tepat dan benar sesuai konteks kebangsaan tidak ada penjelasan dari pihak yang mempostingnya yang mungkin tidak terlalu mendalami seluk beluk hadis dan ilmunya. Selain itu, ada kemungkinan keberadaan AI (Artificial Intellegence) justeru dimodifikasi untuk mengaburkan pemahaman hadis. Disini kehadiran ASILHA yang berisi kumpulan pemerhati, intelektual hadis yang sebagian juga memiliki keahlian ITE yang terkait dengan AI, harusnya dapat memberikan solusi dengan mengisi kekosongan tersebut melalui penilaian dan penetapan terhadap berbagai hadis dari aspek sanad maupun matan yang menjadi keputusan bersama untuk dipahami, dihayati dan diikuti. Benar, di Indonesia telah ada fatwa MUI, Lembaga Bahsul Masail Nahdlatul Ulama serta Tarjih Muhammadiyah, namun ketiga Lembaga tersebut lebih cenderung melihat dan membahas hal-hal yang terkait dengan hukum Islam (fiqh). Kehadiran ASILHA secara spesifik akan melengkapi dari tinjauan sanad dan matan suatu hadis sebagaimana tugas ulama hadis berikut konteks pemahamannya;


Ketiga, keberadaan hadis dan ilmunya sebagai salah satu disiplin ilmu agama hadir di tengah masyarakat, tidak boleh menyendiri dari ilmu-ilmu yang lain. Akan tetapi tetap terhubung dan terintegrasi dalam bingkai keilmuan secara global dan saling mendukung untuk tujuan ilmu pengetahuan. ASILHA diharapkan mengemban tugas keilmuan ini dengan memberikan tahapan untuk pola tersebut melalui pelatihan misalnya, sehingga dapat melahirkan karya sebagai kontribusinya bagi bangsa Indonesia. Semoga rapat tahunan ASILHA kali ini dengan pergantian pengurusnya yang baru (2025-2029) menjadikan ASILHA sebagai organisasi profesi yang benar-benar untuk keilmuan yang berdampak signifikan bagi bangsa dan negara.